·
Sejarah
Sakra
Barat merupakan pemekaran dari kecamatan Sakra, Lombok Timur, dengan penetapan ibu kota
di Rensing. Desa ini dijadikan sebagai ibu kota kecamatan Sakra Barat dengan
alasan secara historis karna desa mengalami pertumbuhan paling dinamis bila
dibandingkan desa lainnya. Salah satu dusun yang terletak di Desa Rensing, yakni
Peteluan, terdapat sebuah terminal strategis dengan jalur yang ramai dan
didukung infrastruktur yang cukup baik. Sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi
yang cukup baik pula.
·
Geografis
Kecamatan Sakra Barat memiliki luas
wilayah 33,7 Km² dan terdiri dari 5 desa yaitu desa Sukarara, Gunung Rajak,
Rensing, Bungtiang, Pengkelak Mas dan Borok Toyang dengan ibukota Kecamatan
berada di desa Rensing Kecamatan Sakra Barat merupakan daerah dengan kontur
berbukit pada ketinggian 0-250 meter dari permukaan laut. Batas wilayah
kecamatan Sakra Barat sebagai berikut:
·
Sebelah
Utara: Kecamatan Sakra
·
Sebelah
Timur: Kecamatan Sakra Timur
·
Sebelah
Selatan: Kecamatan Keruak
·
Sebelah
Barat: Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah
jika dilihat dari segi luas wilayah
pada tingkat desa di kecamatan ini, maka desa Bungtiang adalah desa dengan
wilayah terluas yaitu mencapai 24,60 persen dari wilayah kecamatan atau sekitar
8,26 Km² ( data sebelum pemekaran desa Borok Toyang pada tahun 2011 ),
diikuti desa Sukarara 7,75 Km² atau 23 persen, desa Gunung Rajak 6,7 Km² atau
19,88 persen, desa Rensing 5,56 Km² atau 16,5 persen dan terakhir desa
Pengkelak Mas 16,02 persen atau sekitar 5,4 Km². Sebagian besar lahan tersebut
masih dimanfaatkan untuk lahan pertanian, hanya sekitar 8,57 persen dimanfaatkan
untuk pemukiman.
·
Gambaran
Masyarakat
Jumlah
Penduduk Kecamatan Sakra Barat dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.
Jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2007 tercatat sebanyak 45,070 jiwa
dengan rincian laki-laki sebanyak 18.862 jiwa dan perempuan sebanyak 26.208
jiwa.
Dibandingkan
dengan luas wilayah, maka kepadatan penduduk di kecamatan Sakra Barat tercatat
sebesar 1.337 jiwa per Km². Di antara semua desa yang ada di kecamatan Sakra
Barat, desa Rensing memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi yaitu 1.924
jiwa per Km² sedangkan desa Sukarara memiliki kepadatan terendah dengan 911
jiwa Km².
Sebagian
besar penduduk di Sakra Barat memiliki mata pencaharian sebagai Petani,
sebagian kecil sebagai Pedagang, Pegawai Negeri Sipil, Buruh Tani, dan
lain-lain. Pada tahun 2006 tercatat sebanyak 20.486 orang penduduk memiliki
mata pencarian sebagai Petani dan Non-Tani tercatat 1.994 orang, juga tercatat
885 orang penduduk yang bekerja di sektor pemerintahan. Daerah ini juga
merupakan salah satu penyumbang TKI (Tenaga Kerja
Indonesia) ke luar negeri seperti Malaysia, Arab Saudi, dan lain-lain.
Masyarakat
Sakra Barat terkenal cukup religius, terutama desa Rensing dan Gunung Rajak
yang merupakan basis warga Nahdlatul
Wathan yang merupakan organisasi kemasyarakatan terbesar di NTB.
·
Pertanian
Daerah ini
merupakan areal pertanian lahan kering dengan komoditi pertanian utamanya
tembakau jenis Virginia, Padi, serta Kacang-kacangan. Dari daerah ini makanan
khas yang cukup terkenal dan diminati adalah Tolang Komak.
·
Prekonomian
Di wilayah
desa Rensing terdapat Pasar Peteluan yang merupakan sentra kegiatan
perekonomian masyarakat kecamatan Sakra Barat. Di samping itu di desa lain juga
terdapat pasar-pasar desa yang beroperasi hanya pada pagi hari atau di sore
hari dan pada hari tertentu saja seperti di Bungtiang hari Selasa, di Gerisak
desa Pengkelak Mas pada hari Rabu dan lain-lain.
·
Pendidikan
Sarana
pendidikan di daerah ini terbilang cukup lengkap mulai dari Taman Kanak-kanak
sampai dengan Perguruan Tinggi yang merupakan kelas jauh dari beberapa
perguruan tinggi swasta di Kabupaten Lombok Timur. Namun dari segi fasilitas
pendidikan yang tersedia masih sangat minim.
·
Desa/kelurahan
Sebagian
besar desa di kecamatan Sakra Barat diklasifikasikan sebagai Desa Swasembada,
hanya Desa Rensing yang di klasifikasikan sebagai desa Swakarya.
Desa
Definitif :
- Rensing Bat
- Rensing Jaya
- Rensing,
- Montong Beter
- Pematung
- Sukarara,
- Pejaring
- Gunung Rajak,
- Bungtiang,
- Boyemare
- Pengkelak Mas, dan
- Borok Toyang.
Desa
Persiapan :
- Jero Gunung
- Mengkuru
- Gadung Mas
- Repok Are Sampai
o Penduduk
Jumlah penduduk 10.883 jiwa pada tahun
2007. Yang 100% beragama Islam. Dan sebagaian besar bekerja sebagai Petani dan
Buruh Tani sisanya bekerja sebagai TKI, Pedagang, Ternak, PNS, Wirausaha, TNI
& POLRI, dan lain-lain.
§
Pendidikan
Pendidikan di desa Bungtiang masih sangat
menyedihkan, karena dari setiap penyelenggara pendidikan masih belum memiliki
sarana pendukung yang cukup memadai untuk pendidikan serta terhambat oleh
beberapa faktor ekonomi dan sosial yang mempengaruhi tingkat kesadaran
masyarakat akan pendidikan. Hanya sebagian kecil bahkan bisa dihitung dengan
jari yang memiliki tingkat intelektual tinggi beliau adalah beberapa dari
tokoh-tokoh yang cukup masyhur yaitu : TGH. Syafi'i Ahmad, MA (tokoh agama
Nahdlatul Wathan), Drs. Khalid H.(Kasek SMA NW Pancor & Staf Dosen STKIP
Hamzanwadi Pancor) sekarang beliau melanjutkan studi S2-nya di Johor Malaysia
bersama 6 orang lainnya yang dikirim pemerintah dari Indonesia, Drs. H. Muksin
(Kabag Dakwah IAIN Mataram), Mastur Riyadi, M.Pd (Dosen FPOK IKIP Mataram),
Drs. Marzuki (Dosen UNW Mataram) dan lain-lain.
§
Hasil pertanian
Sebagaian besar warga desa
membudidayakan Padi pada musim penghujan dan tembakau pada musim kemarau.
Kedelai, Kacang - kacangan, Jagung dsb. biasanya adalah tanaman pelengkap
pangan untuk kebutuhan rumah tangga sendiri.
No comments:
Post a Comment