Saturday, February 14, 2015

Bercengkrama bersama Kesunyian

Mencoba teteskan pemaknaan hati dan pikiran terhadap gelapnya malam…

Sebuah ilusi dari tirani hati, mencoba menggambarkan sketsa alam dalam kesunyiannya. Sebuah masa dimana lazimnya manusia tengah bersandar diatas empuknya gundukan ceiba petandra atau kapuk randu alam. Seiring sayuan nada instrumental yang terdengar merdu dari sebuah bazzer mini buatan negeri adidaya sana. Tidak kalah merdunya lagi dibandingkan dengan suara alam diluar beranda rumah ku, suara-suara seruan dzikir alam oleh para rakyat dari negeri hewan antah berantah diluar sana. Para jangkrik, kodok dan katak, tiupan angin malam, desiran air sungai mengalir bak suara musik nirwana yang tiada hentinya mendendangkan musik untuk para penghuninya yang terjaga maupun mereka yang sedang terlelap sebagai kawan sejati penemani hidup, kehidupan dalam putih maupun gelapnya pandangan mata.

Terasa ingin sempatkan diri membaca suasana, jemaripun ingin sekali bergoyang diatas tombol-tombol kecil mewakili otak sampaikan kesannya. Yaah, seperti inilah rasa itu. Bisakah kau merasakan an memahaminya? Pahamilah dengan memasukinya. Masuk ke dunia mu, pahami dirimu dan jangan abaikan sesuatu sekecil apapun yang bisa kamu rasakan. Bahkan jika ia adalah udara yang terselip melewati jejarimu. Feel it…!

No comments:

Post a Comment